Senin, 18 Juli 2011

PINTU TOBAT TETAP TERBUKA

“PALLIATIVE CARE” BIDANG SPIRITUAL bagian 3

Tangga Pertama Penyucian Jiwa

Tangga dan tingkatan pertama yang harus dilakukan oleh setiap insan dalam proses penyucian diri adalah tobat sebelum ia melanjutkan pada tingkatan selanjutnya. Untuk mencapai puncak kesucian, seorang mukmin diharuskan untuk bertobat dari dosa-dosa besar, kemudian dari dosa-dosa kecil, dari perbuatan-perbuatan makruh, dan dari perbuatan syubhat.
Tobat yang Benar
Tobat yang dimaksud adalah tawbatan nasûha yaitu tobat yang membuat orangnya menyesal atas dosa-dosanya yang lampau dan betul-betul tidak akan berbuat dosa lagi walau sekecil apapun.

Berbaik Sangka Kepada Allah

Sebelum memulai untuk memasuki fase pertobatan hendaknya bagi setiap mukmin untuk meyakini terlebih dahulu bahwa Allah Swt. akan menerima tobatnya. Karena Allah telah berfirman, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”

Jangan Terlambat Tobat!

Pintu tobat selalu terbuka seiring dengan kehidupan manusia di bumi, karena setelah nyawa berpisah dari jasad, pintu tobat itu segera tertutup. Jangan sampai, kita selalu umat Islam menyesal kelak di kemudian hari. Seperti digambarkan al-Qur’an tentang sikap orang-orang zalim dan mereka adalah orang-orang yang merugi di akhirat, “Tuhanku! Mengapa Engkau tidak memberi waktu kepadaku (menangguhkan [kematian]-ku) barang sejenak?” (Qs. 63: 10).

Menjadi Kekasih Allah

Salah satu indikasi bahwa Allah membuka pintu tobat bagi setiap hamba-Nya adalah bahwa setiap orang yang bertobat akan menjadi kekasih Allah dan tobatnya dari setiap dosa menjadikannya laiknya bayi yang baru lahir tanpa goresan (dosa) sedikitpun. Sedemikian besarnya keagungan Allah Swt. menerima tobat dari setiap hamba-Nya dan membukanya bagi siapapun yang berserah diri.

Mekanisme Tobat

Untuk dapat mencapai derajat tobat nashûhâ yang utama dilakukan oleh seorang mukmin adalah seseorang terlebih dahulu melakukan pelatihan-pelatihan persiapan secara ruhaniah atau preconditioning. Selain itu, seseorang juga harus terlebih dahulu menyadari bahwa dirinya melakukan perbuatan dosa dan dirinya sudah tidak mampu lagi sehingga ia menyerahkan (pasrah) diri kepada Allah Swt.

Komponen Tobat

Menurut Imam al-Ghazali, komponen tobat ada tiga, yakni:
  • Pengetahuan atau ilmu;
  • Tekad yang kuat;
  • Praktis dalam tobat. 
Komponen Pengetahuan (I)

Komponen pengetahuan dalam bertobat adalah mengetahui setiap dosa dan kesalahan yang telah dilakukannya di hadapan Rabb-Nya, dengan mata terbuka, melepaskan sumbatan di telinga dan mengusir kegelapan dari akalnya, untuk melihat, mendengar dan merasakan tentang kesalahan-kesalahannya itu.

Jangan Buat Allah Murka!

Manusia selalu mendorong murka Allah dengan melakukan maksiat, sedangkan ia adalah orang yang amat membutuhkan Allah. Pada disi yang lain, Allah tidak menutup pintu-Nya bagi hamba-hamba-Nya, meskipun mereka telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, dan Allah terus memanggil mereka.

Rasul pun Selalu Istighfar

Dalam banyak hadits bahkan disebutkan, kepribadian Rasulullah yang terhindar dari dosa dan telah dijamin oleh Allah untuk masuk surga, bertobat sebanyak seratus kali dalam sehari. Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah, sesunggunghnya aku bertobat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali.” (Hr. Muslim)

Meningkatkan Keruhanian

Ketika manusia taat kepada Allah berarti tiupan ruh ilahiah mengalahkan unsur tanah, unsur ruhani mengalahkan unsur materi, atau unsur Rabbani mengalahkan unsur tanah yang rendah. Maka manusia meningkat dan mendekat kepada Rabb-nya, sesuai dengan usahanya untuk meningkatkan unsur ruhaninya ini. 

Komponen Tekad (II)

Jika penyesalan itu berkaitan dengan masa lalu dan kesalahan yang telah diperbuat oleh seseorang yang hendak bertobat, ada dimensi tobat yang berkaitan dengan masa depan dan tentang kemungkinan ia melakukan pengulangan perbuatan dosa itu lagi. Aspek ini juga berkaitan dengan upaya seseorang untuk mengganti kesalahan yang telah ia perbuat sebelumnya, yaitu dengan bertekad untuk meninggalkan kesalahan sebelumnya dan bertobat darinya secara total, berjanji tidak akan kembali melakukan perbuatan itu untuk selama-lamanya.

Komponen Praktis (III)

Dalam tobat terdapat unsur praksis yang harus dijalankan, hingga hakikat tobat dapat dipenuhi, serta ia dapat memberikan hasilnya bagi jiwa manusia dalam kehidupan.

Rangkaian Tobat

Di antara rangkaian praktik yang harus dilakukan oleh seseorang yang hendak mencapai taubah nasuha, adalah:
  • Meninggalkan kemaksiatan secepatnya;
  • Istighfar;
  • Mengubah lingkungan dan teman;
  • Mengiringi perbuatan buruk dengan perbuatan baik;
  • Agar tobat ditujukan kepada Allah SWT.

MATERI PELATIHAN PALLIATIVE CARE
Pusat Studi dan Pengembangan Perawatan Paliatif 
Lembaga Kesehatan NU 
Gedung PBNU lt 7
Jl. Kramat raya 164 jakarta 13810


Kembali ke depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar